Mengapa Suara Ganjar Pranowo-Mahfud MD Terkikis di Sulsel Pilpres 2024?
Suara Ganjar – Pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md, secara mengejutkan menjadi juru kunci di Sulawesi Selatan (Sulsel) berdasarkan perhitungan suara Ganjar -Mahfud real count sementara Komisi Pemilihan Umum (KPU). Meskipun demikian, “Jokowi effect” yang terbelah di Sulsel dinilai sebagai penyebab utama tergerusnya suara Ganjar -Mahfud di wilayah tersebut.
Pengamat Politik dari Universitas Hasanuddin, Andi Lukman Irwan, mengungkapkan bahwa terjadi pembelahan suara Ganjar -Mahfud Pilpres di tingkat akar rumput Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Menurutnya, kelompok pemilih PDIP di Sulsel cenderung memiliki tingkat kepuasan yang tinggi terhadap kinerja Joko Widodo (Jokowi).
Hal ini terlihat dari perolehan suara Jokowi yang cukup signifikan di Sulsel saat bertarung dengan Prabowo Subianto pada Pemilu 2019, meskipun Ganjar-Mahfud juga didukung oleh PDIP.
“Anda dapat melihat bahwa pemilih PDIP di Sulsel sangat dekat dengan Jokowi. Hal ini tercermin dari perbedaan suara yang kecil antara pemilih PDIP dan Jokowi pada Pemilu 2019,” ujar Lukman.
Lebih lanjut, Lukman menjelaskan bahwa tingkat kepuasan yang tinggi terhadap pemerintahan Jokowi, yang mencapai di atas 70%, menjadi faktor penentu bagi pemilih PDIP di Sulsel. Dengan melihat hal tersebut, banyak pemilih PDIP di Sulsel yang cenderung memilih pasangan Prabowo-Gibran daripada Ganjar-Mahfud pada Pilpres 2024.
“Kelompok basis PDIP di Sulsel lebih condong ke paslon 02 karena loyalitas mereka terhadap Jokowi,” tambah Lukman.
Selain itu, bergesernya dukungan Jokowi dari Ganjar ke Prabowo juga memengaruhi dinamika politik di Sulsel. Tim pemenangan dan calon legislatif (caleg) dari PDIP harus bekerja keras untuk mengatasi pengaruh Jokowi dan Prabowo yang bersatu.
“Caleg PDIP di tingkat bawah harus berjuang keras melawan ‘Jokowi effect’ yang bergabung dengan Prabowo, sambil tetap berusaha memenangkan kepentingan pileg mereka. Ini adalah tantangan yang sangat besar,” jelasnya.
Baca Juga : Ganjar Pranowo: Menunggu Hasil Pilpres 2024 dan Rencana Politik Selanjutnya
PDIP Sulsel Kumpulkan Data Saksi Bongkar Suara Ganjar -Mahfud
Di sisi lain, pengaruh dari Jusuf Kalla atau ‘JK Effect’ di Sulsel bagi pasangan Anies-Muhaimin juga cukup signifikan. Meskipun demikian, hal ini tidak membuat tim Prabowo-Gibran lengah.
“Walaupun pengaruh JK terlihat, namun relawan yang didukung oleh Gerindra sangat aktif di Sulsel. Hal ini memberikan dampak besar terhadap dominasi Gerindra dan Prabowo-Gibran di wilayah tersebut,” tambah Lukman.
Sementara itu, Wakil Ketua PDIP Sulsel, Andi Ansyari Mangkona, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut mengenai penyebab minimnya perolehan suara Ganjar -Mahfud di Sulsel. Dia mengatakan bahwa hal tersebut merupakan kewenangan DPP PDIP.
“Pernyataan resmi terkait hal tersebut hanya dapat diberikan oleh DPP. Meskipun demikian, kami tetap memantau situasi dan berkoordinasi dengan DPP,” ujar Ansyari.
Dia juga menyinggung dugaan pelanggaran dalam Pilpres, tetapi enggan berspekulasi terkait perolehan suara Ganjar -Mahfud. PDIP Sulsel tetap mengawal proses perhitungan suara dengan mengumpulkan data dari saksi-saksi di TPS.
Di sisi lain, Ketua Tim Pemenangan Daerah (TPD) Ganjar-Mahfud Sulsel, Udin Saputra Malik, mengakui bahwa pasangan lain melakukan kampanye yang masif di media sosial dengan narasi yang melekat di masyarakat. Sementara narasi dari Ganjar-Mahfud terlambat terbentuk, yang membuatnya kesulitan dalam menggaet pemilih.
“Kampanye sosial media dari kedua kubu cukup masif, namun narasi dari pasangan nomor urut 3 terlambat terbentuk, sehingga sulit untuk menarik perhatian pemilih,” ujar Udin.
Tim pemenangan Ganjar-Mahfud diminta untuk melaporkan dugaan pelanggaran dan mengawal perhitungan suara Ganjar -Mahfud Pilpres hingga selesai. Meskipun demikian, mereka tetap bersemangat untuk mengikuti perkembangan yang terjadi ke depan.
